Makalah Hubungan Istirahat Dan Tidur II


HUBUNGAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR II






ILYANA SARI  
(1020183011)
2A



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS



KATA PENGANTAR
                      
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Istirahat dan Tidur II” dalam tugas mata kuliah Keperawatan Dasar yang diampu oleh dosen Indah Puspitasari.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Jika dalam makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Lebih dan kurangnya diucapkan Terima Kasih.



Kudus, 17 Oktober 2018



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
2.1 Macam-macam tidur............................................................................................................... 3
2.2 Tahapan tidur.......................................................................................................................... 3
2.2.1 Karakteristik tidur................................................................................................................ 5
2.3 Faktor yang mempengaruhi tidur............................................................................................ 5
2.4 Pola tidur sesuai umur............................................................................................................. 6
2.5 Gangguan istirahat dan tidur ................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak yang harus dipenuhi oleh semua orang .Dengan istirahat yang cukup , tubuh baru dapat berfungsi secara optimal . Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umun, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur di karakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat. kesadaran yang bervariasi, perubahan fisiologis tubuh ,dan penurunan respon stimulasi eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik, mengurangi kecemasan stress, dean dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari –hari (Wahit & Nurul, 2007)
Ketika orang sedang beristirahat, biasanya mereka merasa rileks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara fisik. Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berpikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika orang sedang beristirahat, mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali, bergairah kembali, dan siap untuk menyelesaikan aktivitas hari itu. Semua orang memiliki kebiasaan sendiri untuk memperoleh istirahat dan menemukan cara-cara untuk menyesuaikan sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru atau kondisi yang mempengaruhi kemampuan beristirahat (Potter & Perry, 2005)
1.2 Rumusan masalah
1.2.1  Bagaimana Pengertian Istirahat Dan Tidur?
2.1.2 Apa saja tahapan tidur ?
3.1.2  Apa saja  macam-macam tidur ?    
4. 1.2Apa saja faktor yang mempengaruhi tidur ?
5.1.2 Bagaimana pola tidur sesuai umur ?
6.1.2 Apa saja gangguan istirahat dan tidur ?

1.3  Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan agar pembaca memahami seberapa pentingnya mengenai istirahat dan tidur.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat  dan tidur.
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.
1.4 Manfaat
a. Memberikan pemahaman tentang perbedaan antara tidur dan istirahat
b. Memberikan pemahaman tentang tahapan tidur.
c. Memberikan pemahaman tentang macam-macam tidur.
d. Memberikan pemahaman tentang factor yang mempengaruhi tidur.
e. Memberikan pemahaman tentang pola tidur sesuai umur.
f. Memberikan pemahaman tentang gangguan istirahat dan tidur.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Tidur
2.1.1 Menurut Kepala Kantor Kementrian Agama kabupaten Tanahbumbu H Abdul Basit, jenis tidur ada 5 macam :
1.'ailulah yaitu tidur setelah fajar, bisa mewariskan lupa.
2. ghoilulah yaitu tidur di waktu dhuha, bisa mewariskan faqir
3. qoilulah yaitu tidur di waktu istiwa', bisa mewariskan kaya
4. kailulah yaitu tidur setelah 'ashar, bisa mewariskan gila
5. failulah yaitu tidur setelah maghrib, bisa mewariskan fitnah

2.1.2 Menurut para ulama macam-macam tidur dibagi menjadi 7 yaitu :
1) Tidur lalai ialah tidur di majelis zikir/ilmu
2) Tidur celaka ialah tidur saat sudah waktu shalat
3) Tidur laknat ialah tidur di waktu subuh
4) Tidur siksaan ialah tidur sesudah fajar
5) Tidur senang (istirahat) ialah tidur sebelum zuhur atau qoilulah
6) Tidur rahmat ialah tidur setelah Isya
7) Tidur rugi ialah tidur di malam Jum’at

2.2 Tahapan alur
            EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu non rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
 Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Tahapan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu :
 1. Tahapan tidur NREM
a. NREM tahap I
 a) Tingkat transisi
 b) Merespons cahaya
 c) Berlangsung beberapa menit
d) Mudah terbangun dengan rangsangan
 e) Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun
 f) Bila terbangun terasa sedang bermimpi 
b. NREM tahap II
 a) Periode suara tidur
 b) Mulai relaksasi otot
c) Berlangsung 10-20 menit
 d) Fungsi tubuh berlangsung lambat
e) Dapat dibangunkan dengan mudah
 c. NREM tahap III
 a) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
 b) Sulit dibangunkan
 c) Relaksasi otot menyeluruh
 d) Tekanan darah menurun
 e) Berlangsung 15-30 menit
 d. NREM tahap IV
 a) Tidur nyenyak
 b) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
 c) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
d) Sekresi lambung menurun
 e) Gerak bola mata cepat 
2. Tahapan tidur REM
 a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM
 b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
 c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi
 d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
2.2.1 Karakteristik tidur REM
a. Mata : cepat tertutup dan terbuka
b. Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
c. Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan apnea
d. Nadi : cepat dan reguler
e. Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi
f. Sekresi gaster : meningkat g. Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik
h. Gelombang otak : EEG aktif i. Siklus tidur : sulit dibangunkan


3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
 Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu :
1.      Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persyarafan
2.      Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3.      Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4.      Kelelahan Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5.      Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
6.      Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
 7. Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
a. Diuretik : menyebabkan insomnia
b. Antidepresan : menyupresi REM
c. Kafein : meningkatkan saraf simpatik
d. Narkotika : menyupresi REM


4.1 Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
 Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.
 Kebutuhan dan pola tidur normal menurut Potter dan Perry (2010), yaitu :
 1. Neonatus sampai dengan 3 bulan
a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b. Mudah berespons terhadap stimulus
c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
2. Bayi
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari
c. Tahap REM 20-30% 
3. Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari
b. Tahap REM 25%
c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
4. Prasekolah
a. Tidur 11 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20% 
5. Usia sekolah
a. Tidur 10 jam pada malam hari
b. Tahap REM 18,5% 
6. Remaja
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20%
7. Dewasa muda
a. Tidur 7-9 jam/hari
b. Tahap REM 20-25%
8. Usia dewasa pertengahan
a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari
b. Tahap REM 20%
9. Usia tua
a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari
b. Tahap REM 20-25%

5.1 Gangguan Tidur
5.1.1 Pengertian Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut: insomnia adalah gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2005).
5.1.2 Klasifikasi Gangguan Tidur
Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu:
1.      Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia ini terbagi menjadi dua jenis yaitu: pertama initial insomnia yang merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur, karena selalu terbangun pada malam hari dan ketiga terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari (Alimul, 2012)
2.      Apnea Tidur
 Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur (Potter & Perry, 2005).
Ada tiga jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif. Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif (obstructive sleep
apnea/OSA), terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks pada saat tidur. Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau berhenti (apnea) selama 30 detik (Guilleminault, 1994). The National Commission on Sleep Disorders Research (1993), memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik untuk OSA. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.
3.      Narkolepsi Keadaan yang tidak dapat dikendalikan untuk tidur seperti seseorang dapat tidur
dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, dan lain-lain (Alimul, 2012).
4.      Deprivasi Tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat insomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (misalnya, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan (misalnya asuhan keperawatan yang sering dilakukan) dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidak konsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal dant terjadi deprivasi tidur kumulatif.
5.      Parasomnia Parasomnia adalah kumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak dalam tahap III dan IV dari tidur REM (Alimul, 2012). gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal dant terjadi deprivasi tidur kumulatif.
6.      Parasomnia Parasomnia adalah kumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak dalam tahap III dan IV dari tidur REM (Alimul, 2012).









BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh. 

B. SARAN
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengandengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkaitdengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.





DAFTAR PUSTAKA




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDKAN KESEHATAN KLIEN

MAKALAH KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH I ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DISRITMIA